Puring,[1] puding atau kroton (Codiaeum variegatum) adalah tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi.
Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya “terputus-putus”, dan sebagainya.
Puring cocok untuk ditanam di wilayah terbuka, walaupun tidak tertutup kemungkinan dijadikan tanaman hias di dalam ruangan.
Uraian
Sebenarnya masyarakat Indonesia sudah lama mengenal tanaman puring (Codiaeum variegatum). Namun sama seperti kamboja, tanaman yang berasal dari maluku ini lebih dikenal sebagai tanaman pagar atau tanaman kuburan. Keadaan tersebut membuat keberadaanya tidak begitu di perhatikan para penggemar tanaman hias. Barulah setelah booming tanaman hias, puring menjelma menjadi salah satu tanaman hias yang banyak diburu oleh para penggemar tanaman.
Daya tarik puring terletak pada keunikan daunnya yang berhiaskan corak indah dengan warna warni yanng menawan. Bentuk daunnya sangat bervariasi, dari yang panjang, lebar, bulat , kecil hingga menyerupai burung dan pesawat. Corak daunnya pun kaya variasi, ada yang bergaris garis totol totol dan kotak kotak mirif motif tempurung kura kura. Keunikan bentuk daun tersebut diperindah dengan warna warna yang mencolok seperti merah, ungu, orange, kuning dan hijau pekat. Karena itu, wajar saja jika tanaman puring sangat cocok sebagai elemen untuk memperindah taman rumah. Selain indah, ternyata puring juga memiliki kelebihan lain salah satunya adalah dapat menyerap gas beracun yang ada di udara. Karena itu, tanaman ini juga cocok dijadikan sebagai pagar hidup untuk membatasi halaman dengan jalan raya.
Manfaat
Tanaman puring juga memiliki manfaat sebagai tanaman berkhasiat obat dan dapat menyerap unsur timah hitam yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor (2,05 mg/lt).
Penyebaran
Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae. Puring berasal dari Kepulauan Nusantara namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, serta menjadi salah satu simbol turisme.[butuh rujukan]
Klasifikasi
Kerjaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Magnoliophytina
Kelas : Rosopsida
Sub Kelas :Dilleniidae
Super Ordo : Euphorbianae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaenum
Spesies : Codiaenum variegatum
Morfologi
Daun
Sebagai daya tarik utama, morfologi daun puring memiliki banyak variasi bentuk, corak dan warna. Bentuk daun puring sangat beragam dan unik, diantaranya ada yang berbentuk spiral, ada yang panjang mirip dasi, ada yang mirip buah jengkol, ada yang bulat mirip apel, ada yang menyerupai sendok dan ada juga yang mirip pesawat jet. Keunikan bentuk daun tersebut diperindah oleh motif abstrak dan warna warni cerah yang menhiasi daun puring.
Batang
Batang tanaman puring merupakan batang tunggal dengan sedikit percabangan. Di alam bebas, batang puring dapat tumbuh tinggi hingga mencapai lima meter. Batang dan cabangnya yang berkayu menjadikan puring sangat cocok diperbanyak dengan cangkok dan stek batang.
Bunga
Bunga puring muncul berjajar pada tandan bunga yang tumbuh di pucuk tanaman. Saat belum mekar, morfologi bunga puring berbentuk bulat kecil. Saat mekar, jumlah helai bunganya bervariasi ada yang berhelai lima buah tetapi ada juga yang sampai belasan. Warna bunga puring juga bermacam macam, tergantung pada jenis puringnya.
Akar
Akar puring terdiri atas akar serabut. Akar yang seperti ini diperlukan oleh puring untuk menahan terpaan angin kencang, mengingat di alam puring dapat tumbuh hingga lima meter.
Views: 1653