SEBLANG
suku Osing adalah suku yang mendiami salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi. Mereka memiliki kesenian yang disebut tari Seblang yang uniknya penarinya menari dalam kondisi kesurupan.
Berikut adalah ulasan mengenai sejarah bagaimana tarian ini tercipta, gerakan, maknanya, hingga properti yang digunakan.
Sejarah Tari Seblang
1. Sisa-Sisa Budaya Hindu
Banyuwangi merupakan daerah di Jawa Timur yang terpengaruh
oleh budaya Hindu. Tarian ini merupakan warisan kesenian daerah setempat, dimana budaya Hindu pernah berjaya di area ini. Konon, budaya Seblang sering dilakukan di setiap desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
4. Warisan Budaya Nasional
Pada tahun 2014, tarian Seblang telah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional. Untuk itu, dalam setiap acara besar di Banyuwangi, tarian ini selalu menjadi salah satu pengisi acara. Hal tersebut dilakukan untuk memakmurkan masyarakat, khususnya penghuni Desa Olehsari di Banyuwangi.
Filosofi Makna Tari Seblang
1. Kemakmuran Masyarakat
Tarian yang bernuansa mistis ini dipercaya membawa kemakmuran. Pernah suatu kali dalam sejarahnya, tarian ini tidak diselenggarakan, lalu Banyuwangi terserang wabah dan gagal panen.
Setelah diselenggarakan kembali, kondisi masyarakatnya kembali sehat dan makmur.
2. Keharmonisan
Manusia hidup berdampingan dan saling membutuhkan. Tarian ini mengingatkan manusia terhadap hal tersebut. Apabila ketegangan terjadi hingga berakhir konflik, ada kekuasaan dan kekuatan lain yang bisa menimpa dan menjadi
malapetaka bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Pola Lantai Tari Seblang
Pola lantai yang digunakan dalam tarian ini adalah pola lingkaran. Para penari akan mengelilingi para penabuh gamelan. Berputarnya penari dilakukan dua hingga tiga
kali dalam setiap kali gending. Makna dari pola lantai adalah keharmonisan dan keutuhan dari masyarakat Desa Olehsari.
Gerakan Tari Seblang
1. Sapon
Gerak ini dilakukan manakala penari sudah masuk ke dalam tahap trance atau kesurupan. Sapon memiliki makna menyapu yakni gerakan yang memang seperti sedang menyapu. Sapon mempunyai makna bahwa perilaku manusia bisa disapu dengan bersih dari segala kejahatan.
Cara melakukan gerakan ini adalah dengan mengangkat kaki kiri ke samping atas.
Sementara tangan kiri berada di lutut kaki kiri. Posisi tangan kanan
membentuk sudut yang diangkat ke atas. Gerak ini dilakukan bergantian antara kanan dan kiri.
2. Celeng Mogok
Motif gerakan yang satu ini
menggambarkan seekor babi hutan yang bermalas-malasan. Celeng mogok adalah gerakan tangan pada tarian ini. Tujuan dari gerakan ini adalah mengingatkan manusia tetap hidup dengan semangat, bekerja keras, dan tidak bermalas-malasan.
Gerakan ini dimulai dengan memajukan kaki secara bergantian seperti sedang melangkah. Tubuh diturunkan dan agak contong ke depan. Saat kaki kiri yang melangkah maju, tangan kanan akan bergerak ke atas. Begitu juga sebaliknya saat kaki kanan yang maju ke depan.
3. Ndhaplang
Ketika lagu Condro Dewi dimainkan sebagai tanda akhir dari babak tari, gerak ndhaplang pun dilakukan oleh penari. Makna gerakan ini adalah tentang keseimbangan. Manusia memiliki sifat baik buruk, merusak dan membangun, serta kesehatan jasmani dan rohani.
Ndhaplang adalah gerakan yang penarinya melibatkan sampur yang ada di pinggangnya. Badan agak condong ke depan dan diturunkan.
Sementara kedua tangan mengambil sampur, kemudian
membuangnya ke belakang. Gerak tangan kanan dan kiri dilakukan secara bersamaan.
4. Egol
Gerak egol umumnya melibatkan penari lain. Saat tangan kiri memegang pundak penari lain, maka tangan kanan melakukan gerak egol. Gerakan ini dilakukan dengan membuat ukel lingkaran lalu digibas ke luar. Gerak ini dilakukan bergantian dalam hitungan 1×8.
5. Seblangan
Seblangan adalah gerakan inti dari tari Seblang. Kedua tangan penari menjepit sampur lalu tangan dilebarkan ke samping. Setelahnya, penari akan mengayunkan kedua tangannya ke depan dan ke belakang secara bergantian. Sementara posisi kepala melakukan gerak deleg dhuwur.
6. Loro Tinjak
Loro tinjak adalah gerakan kaki pada tarian ini. Penari akan memajukan kaki sebanyak dua kali
secara bergantian. Sambil melakukan gerakan kaki, biasanya
penari akan menyibakkan sampur ke belakang atau menari bersama pasangannya sambil mencondongkan tubuh ke depan.
7. Langkah Nyiji
Langkah nyiji dilakukan penari sambil melakukan seblak sampur. Penari akan melangkah dengan satu kaki sambil memainkan sampur. Langkah nyiji terbagi dua yang disebut langkah nyiji arang dan langkah nyiji kerep. Masing-masing mengambil hitungan 1×8.
8. Seblak Sampur
Sesuai dengan namanya, gerakan ini melibatkan sampur. Penari akan menyibakkan sampur dengan menggunakan tangan. Tangan kanan akan menyibak sampur kanan ke belakang, begitu juga dengan tangan kiri. Seblak sampur bisa dilakukan bergantian atau secara bersamaan.
9. Lembehan Sampur
Saat akan melakukan gerakan lembehan sampur, penari
harus mendak yaitu menurunkan tubuhnya sedikit. Saat tangan kanan berada di samping badan, tangan
kiri memegang sampur di bagian depan badan. Begitu juga jika gerakan dilakukan sebaliknya.
10. Deleg Dhuwur
Deleg dhuwur adalah sebuah gerakan kepala dari tarian ini. Hanya bagian leher atas saja yang digerakkan. Sementara kepala bergerak ke kiri dan ke kanan. Posisi tubuh masih bertumpu ke depan.
Deleg dhuwur biasanya bergabung dengan gerakan seblak sampur.
Properti Tari Seblang
1. Sampur
Sampur merupakan kain panjang atau nama lain dari selendang. Warna sampur biasanya cerah seperti merah, oranye, atau kuning. Fungsi sampur adalah untuk melengkapi gerakan tari dan juga ngibing. Nah, ngibing adalah ajakan penari ke penonton untuk ikut menari bersama.
2. Angkin
Angkin atau kemben digunakan oleh penari perempuan. Fungsi angkin
adalah sebagai penutup bagian dada hingga perut. Untuk mengencangkan angkin, biasanya penari menggunakan sabuk dengan ukuran lebar atau mengikatnya dengan sampur
3. Sewek
Sewek adalah kain yang digunakan untuk bawahan oleh penari perempuan. Nama lain sewek adalah jarit. Motif yang digunakan adalah motif gajah oling. Motif ini melambangkan agar manusia selalu mengingat Yang Maha Esa.
4. Omprok
Omprok adalah mahkota yang digunakan oleh penari seblang. Omprok terbuat dari anyaman pelepah pisang yang berbentuk zig zag. Di bagian atas omprok adalah
bunga-bunga yang segar. Biasanya jenis bunga yang digunakan adalah bunga sepatu atau bunga kamboja.
5. Kembang Dhirmo
Kembang dhirmo adalah jenis bunga yang jumlahnya 500 buah. Bunga ini nantinya akan dijual kepada penonton yang masih gadis. Kembang dhirmo dipercaya bisa membawa keberuntungan, rezeki yang lancar, hingga jodoh.
Meski sempat terhenti diselenggarakan, tari Seblang kini diusahakan tetap ada setiap tahunnya. Selain bermakna untuk mengusir bala dan mencegah datangnya musibah, dengan ditetapkannya sebagai warisan budaya membuat tarian ini menjadi kebanggaan khas Banyuwangi.
SEBLANG
Suku Osing is a tribe that inhabits a village in Banyuwangi Regency. They have an art called the Seblang dance, which is unique when the dancers dance in a trance.
The following is a review of the history of how this dance was created, its movements, its meaning, and the properties used.
History of Seblang Dance :
“As a remnants of Hindu Culture”
Banyuwangi is an area in East Java which is influenced by Hindu culture. This dance is a legacy of local arts, where Hindu culture has triumphed in this area. That said, Seblang culture is often practiced in every village in Banyuwangi Regency.
National Cultural Heritage
In 2014, the Seblang dance has been designated as a national cultural heritage. For this reason, in every major event in Banyuwangi, this dance is always one of the performers. This was done to prosper the community, especially residents of Olehsari Village in Banyuwangi.
The Philosophy Meaning of Seblang Dance
1. Community Prosperity
This mystical dance is believed to bring prosperity. Once in its history, this dance was not performed, then Banyuwangi was hit by a plague and crop failure.
After it was held again, the community was healthy and prosperous again.
2. Harmony
Humans live side by side and need each other. This dance reminds people of this. If the tension occurs until the conflict ends, there are other powers and forces that can overtake and become
calamity for human life itself.
Seblang Dance Floor Patterns
The floor pattern used in this dance is a circle pattern. The dancers will surround the gamelan musicians. The rotation of the dancers is performed two to three
times in each piece. The meaning of the floor pattern is the harmony and integrity of the people of Olehsari Village.
Seblang Dance Movement
1. Sapon
This movement is carried out when the dancer has entered a trance or trance stage. Sapon has the meaning of sweeping, which is a movement that is like sweeping. Sapon means that human behavior can be washed away from all evil. The way to do this movement is to lift your left leg to the side up. While the left hand is on the knee of the left leg. The position of the right hand forms an angle that is raised upwards. This motion is performed alternately between right and left.
2. Celeng Mogok
This one movement motif depicts a wild boar lazing around. Celeng Mogok is a hand movement in this dance. The purpose of this movement is to remind people to live with enthusiasm, to work hard, and not to be lazy. This movement begins with alternating forward legs as if they were taking a step. The body is lowered and slightly cone forward. When the left foot is taking a step forward, the right hand will move upwards. Vice versa, when the right foot is forward.
3. Ndhaplang
When the song Condro Dewi is played as a sign of the end of the dance stage, the dancers also perform ndhaplang movements. The meaning of this movement is about balance. Humans have good and bad qualities, destroy and build, as well as physical and spiritual health. Ndhaplang is a movement in which the dancers involve the sampur that is on the waist. Body slightly leaning forward and lowered. While both hands take the sampur, then throw it back. The right and left hand movements are carried out simultaneously.
4. Egol
Egol movement generally involves other dancers. When the left hand holds the other dancer's shoulder, then the right hand performs an egol move. This movement is done by making a circle ukel and then rubbing it out. This motion is performed alternately in a count of 1 × 8.
5. Seblangan
Seblangan is the core movement of the Seblang dance. The dancer's hands clamp the sampur then the hands are extended to the side. After that, the dancer will swing his hands back and forth alternately. While the position of the head performs deleg dhuwur movements.
6. Loro Tinjak
Loro tinjak is a leg movement in this dance. Dancers will move forward twice in turn. While doing leg movements, usually the dancer will move the sampur back or dance with his partner while leaning forward.
7. Langkah Nyiji
Langkah Nyiji are carried out by the dancer while doing the seblak sampur. The dancer will step on one leg while playing the sampur. Langkah Nyiji is divided into two steps, namely langkah nyiji arang and langkah nyiji kerep. Each one takes a count of 1 × 8.
8. Seblak Sampur
As the name implies, this movement involves sampur. The dancers will remove the sampur by hand. The right hand will part the sampur right backward, as well as the left hand. Seblak sampur can be done alternately or simultaneously.
9. Lembehan Sampur
When going to do the Lembehan sampur movement, dancers
should ‘mendak’ is to lower his body a little. When the right hand is at the side of the body, the left hand holds the sampur in front of the body. Likewise if the movement is done the other way around.
10. Deleg Dhuwur
Deleg dhuwur is a head movement of this dance. Only the upper neck is moved. While the head moves left and right. The position of the body is still leaning forward. The dhuwur deleg usually joins the seblak sampur movement.
Seblang Dance Properties
1. Sampur
Sampur is a long cloth or another name for shawl. Sampur colors are usually bright like red, orange, or yellow. The function of the sampur is to complement dance movements and also ngibing. Well, ngibing is the dancer's invitation to the audience to dance together.
2. Angkin
Angkin or kemben is used by female dancers. The function of the angkin is to cover the chest to the stomach. To fasten the angkin, dancers usually use a wide belt or tie it with a sampur
3. Sewek
Sewek is a cloth used for subordinates by female dancers. Another name for sewek is jarit. The motif used is the elephant oling motif. This motif symbolizes that humans always remember the One.
4. Omprok
Omprok is the crown used by seblang dancers. Omprok is made from woven banana stalks in a zig zag shape. At the top of the omprok are fresh flowers. Usually the type of flower used is hibiscus or frangipani flowers.
5. Kembang Dhirmo
Kembang Dhirmo is a type of flower which number 500. This flower will later be sold to the audience who are still girls. Kembang Dhirmo are believed to bring good luck, smooth sustenance, to a mate. Even though it has stopped being held, the Seblang dance is now being made every year. In addition to being meaningful to drive out reinforcements and prevent disaster, its designation as a cultural heritage makes this dance a unique pride of Banyuwangi.